Selasa, 27 Desember 2011

ini kisah hidup manusia !

ini bukan dongeng sebelum tidur yang selalu happy ending ! ini juga bukan naskah sinetron dimana yang baik akan selalu menang ! apalagi cerita kartun yang membuat hidup seakan sangat mudah untuk dijalani ! bukan !

ini kisah hidup manusia !

semua ini berawal dari kesalahan cara pandangku memandangnya. dia yang dipandang sebelah mata hanya karena sifat pendiamnya dan seakan-akan menutup diri dari peradaban mengusik niat ingin tahuku terhadap dirinya. yang kuperhatikan dia hanya asyik dengan buku yang sedari  tadi di bacanya. seakan tidak peduli akan ruang dan waktu, dia membaca seakan mematung. ku beranikan diri menyapanya walau sekedar untuk basa-basi busuk.

oh iah, namanya Danu Angkasa Harianto. dan aku?  Nadya Widyantisari. kami berdua mahasiswa hukum semester awal di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. ini kisah kami, simak baik-baik. karena akan ada pelajaran berharga yang kalian dapat ketika kalian mengerti.

aku mendekat dan menanyakan kabarnya sedang dia hanya menengok dan menjawab sekenanya kemudian pergi tanpa permisi. penolakan secara terang-terangan ini namanya. tapi jangan panggil aku Aya kalau ini membuatku berhenti di tengah jalan. tidak! bukan Aya namanya saat rasa penasaran hanya berhenti sebagai rasa belaka ! sekarang mungkin dia bisa pergi, tapi masih ada hari esok untuk buat dia bercerita !

seiring berjalannya waktu, semakin dia membuka diri dengan kehadiran ku. memang tidak mudah membuatku balik menyerah! hingga suatu hari dia yang mendekat! haha! akhirnya aku menang dari konflik yang tidak jelas ini!

yah..
dia datang mendekat, dan menyapaku. aku hanya merespon seperlunya saja. awalnya kukira hanya seperti itu tapi ternyata tidak! dia berbicara bahkan bercerita...

dia bercerita tentang betapa susahnya hidup hanya dengan buku sebagai teman. dirinya yang terheran-heran dengan pendekatan yang ku lakukan. dirinya yang tidak terbiasa diperhatikan tapi sebenarnya sangat ingin di perhatikan. dan tentang rasa terima kasihnya kepadaku yang ingin mendekat disaat semua menjauh.

respon baik yang ku terima tidak akan saya sia-siakan. aku menanggapi dan dia semakin larut dengan ceritanya. dimana dia adalah seorang anak pendiam yang sejak dulu terlalu malu untuk memulai menegur, berbicara apalagi bercerita. dia adalah anak pendiam yang bahkan untuk tersenyum kepada orang lain pun susah. dia adalah anak pendiam dan didiamkan oleh lingkungannya. karena diamnya membuat dia terisolir. yang akhirnya membuatnya beranggapan hanya buku yang dapat mengerti dirinya. hanya orang-orang 'buatan' buku yang mengerti dirinya. dia menganggap buku adalah dunianya hingga saya datang menegurnya di hari yang lalu.

tidak tau ingin merespon seperti apa. aku sangat tidak pandai menghibur dengan kata-kata manis, apalagi memberi solusi yang bahkan belum terjamin keberhasilannya. ku hanya bisa menjadi pendengar yang baik dengan memberi sedikit tepukan punggung yang menenangkan. dan aku harap itu cukup. dan respon yang dia berikan menandakan itu cukup buatnya :)

yang tidak saya sangka sebelumnya, ternyata percakapan tentang hidup tidak berhenti di situ saja..
seiring dengan semakin intensnya percakapan yang terjalin semakin merubah sudut pandang ku tentang dia. di balik diamnya tersimpan selera humor tinggi yang tidak garing atau bahkan tersimpan sejuta cerita motivasi yang mengagumkan. dan seiring berubahnya persepsiku tentang dia semakin aku menyadari aku telah jatuh cinta. dan sepertinya dia juga!

yah semudah itu memang! aku jatuh dan dia menangkapnya! cinta memang sesederhana itu.. !

3 bulan masa perkenalan telah berlalu, kami semakin dekat seakan semesta memang menciptakan kami untuk saling berdekatan. dia semakin terbuka bahkan seakan tidak ada jarak lagi diantara kami. kami saling berbagi cerita kehidupan bahkan sejarah-sejarah kehidupan kami yang tergolong privasi. saat kami bercerita , bumi seakan memperlambat laju putarannya. bahkan bahasa verbal terkadang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh kami. hanya dengan kedipan mata ataupun gerakan-gerakan kecil kami sudah mengerti maksud satu sama lain. takdirpun seolah-olah mendukung kami untuk menyatu. satu-satunya yang kurang adalah pengukuhan status hubungan kami. sejujurnya saja, aku mulai bimbang dengan keadaan dan situasi ini. kami berjalan bersama tanpa ada ikatan yang mengikat. yang ku takutkan suatu saat dia akan pergi karena memang tidak ada aturan yang mengikat kami.

semakin lama temannya semakin banyak, dan bahkan kehadiranku kadang tak dianggap lagi. semudah orang berkenalan semudah itu pula kadang ia melupakan. dia datang hanya di saat butuhnya bukan di saat butuhku. yah hubungan kami mengambang hanya sampai tataran HTS. saat dekat dia bagai kekasih sempurna yang memang di ciptakan tuhan buatku, tapi saat dia jauh, dia akan menjadi cuek secuek-cueknya cuek. dan buntutnya dia sudah tidak pernah keliatan lagi dalam satu minggu terakhir ini.

tentu saja aku tidak akan diam ! tidak! karena diam tidak akan menyelesaikan masalah..

enak saja dia datang membuat hatiku melayang dan kemudian ingin pergi seakan tidak terjadi apa-apa. enak saja dia datang mengoyak hatiku lalu pergi tanpa pamit. setidaknya berikan aku peringatan dini saat dia memutuskan untuk pergi, karena paling tidak aku akan mencoba bersiap-siap untuk kehilangan separuh hati ini. karena bukannya aku tidak bisa hidup tanpa dia. bisa kok! aku bisa hidup tanpa dia. karena sebelum kehadirannya aku telah hidup bertahun-tahun lamanya tanpa dia. bukan itu alasannya! yang kucegah adalah ketidaksanggupanku untuk merindu.

saya mengamati dan mencari sosoknya yang mungkin saja terlintas. di setiap sudut fakultas bahkan di balik setiap pintu kelas. sudah selama empat belas hari absennya kosong tak terisi. apa yang sebenarnya terjadi?? sampai seperti itukah kau ingin menghindar dari ku? pikiranku liar tak terkendali. memikirkan bahwa aku adalah penyebab dari semua tingkah lakunya yang janggal terjadi, semakin memupuk rasa penyesalan yang dalam. seandainya beberapa bulan yang lalu aku tidak memutuskan untuk mendekatinya, menyapanya. atau  seandainya saat dia pertama kali menegur, aku balik badan dan tidak menganggapnya ada. paling tidak dia masih ada saat ini. dia masih ada di kelas yang sama dengan ku. seandainyaa..

teman-teman barunya pun kini menatapku seakan diriku adalah tersangka utama dari hilangnya dia. seakan aku adalah orang yang paling bertanggung jawab dari hilangnya dia. tidak taukah mereka bahwa aku juga sama tidak taunya dengan mereka tentang dia. tatapan-tatapan menuduh selalu mengikuti diriku ke setiap langkah. kalau bukan karena keyakinan yang kuat, aku mungkin telah tiada menghadapi tekanan dari berbagai sisi seperti ini.

satu minggu, dua minggu, tak terasa satu bulan telah berlalu. kini kepergiannya menjadi tandatanya. ketidakhadirannya dihidupku belum juga menjadi sebuah kebiasaan. semua masih terasa aneh tanpanya.

dan saat ini hujan! kata orang di balik setiap tetesan hujan ada sebuah lagu untuk orang-orang yang merindu. dan benar saja! hujan menenangkan ku dengan lagu rindunya. hujan membuatku rileks dengan iramanya yang tidak teratur. tapi hanya sampai telpon genggam ku berbunyi yang menandakan ada pesan singkat. nomor yang tertera nomor yang tidak saya kenali. yang mengagetkan adalah isi pesannya.


:: " aku ingin bertemu. keluarlah. akan ada yang menjemputmu. sekarang atau tidak sama sekali "


tanpa pikir panjang aku keluar dri rumah, menerobos hujan tanpa jaket menutupi. dingin! hujan itu dingin!
betul saja, ada mobil yang menunggu di balik hujan sana. langsung saja aku naik, tanpa berpikir lagi, inikah mobil jemputan itu. sopirnya pun tidak keliatan raut wajahnya dan aku sudah terlalu tegang untuk bersuara.  aku panik!
perjalanan terasa begitu lama. jalanan terasa begitu panjang. bahkan hujan sudah tidak mampu lagi untuk menenangkan. lama...

yang mengagetkan adalah saat mobil itu berhenti di depan sebuah vila eropa tua yang sangat klasik lengkap dengan unsur-unsur horornya. semua semakin tidak jelas. 

"mbak, sudah di tunggu di dalam" kata si sopir memecah keheningan.

aku hanya bisa mengangguk dan kembali menerobos hujan untuk dapat sampai kedalam vila.

saat masuk, vila itu terasa asing, gelap dan sangat sunyi.. aku mencari lampu untuk menerangi ruangan. klik! lampu menyala dan itu dia! iah dia! tapi dengan kondisi yang berbeda..

itu dia! dia yang selama ini saya cari untuk dimintai kejelasan. dia yang selama ini penghilangannya membuatku hampir gila. dia yang selama ini dengan santainya menhilang disaat aku membutuhkannya. dia sekarang ada di depanku! tapi dengan kondisi yang berbeda...

dia terbaring! lemah! pucat! penuh selang dimana-mana!
dia kurus! tak berdaya! bahkan seperti mayat hidup!

apa yang sebenarnya terjadi..

"mendekatlah" katanya lirih..

"jangan menangis, saya ingin melihatmu untuk terakhir kalinya dalam keadaan tersenyum" pintanya.

aku tersenyum dan hal yang selanjutnya terjadi adalah dia tersenyum, menutup mata dan pergi untuk selama-lamanya..

yang kulakukan hanya menangis sejadi-jadinya. biar hujan yang menenggelamkan suara tangisku. dia curang! pergi tanpa peringatan untuk kedua kalinya. dia curang tidak bercerita tentang sakitnya di saat kami dekat dulu. dia curang menanggung sendiri deritanya tanpa membaginya denganku. dia curang menyembunyikan semua fakta dari ku. dia curang memilih diam dalam sakit dan tidak membiarkanku mendampinginya di saat sakitnya. kenapa dia begitu curang??

yang dia tinggalkan hanya sepucuk surat yang dia titipkan kepada si sopir.

"hai Aya, aku tau saat ini kau pasti jengkel atau mungkin marah kepadaku  karena berbulan-bulan menghilang darimu. maaf!. tidak ada niat sekali pun untuk menghilang dari mu. menghilang dari mu adalah keputusan terbaik bagiku. aku tidak mau kau melihat diriku yang semakin lemah tiap harinya. aku malu!. saat kau membaca surat ini, aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. maaf karena meninggalkanmu dua kali.

ingat saat aku pertama kali menegurmu?? itu adalah hari dimana aku di vonis mengidam penyakit ganas. kanker jaringan lunak. kanker ini sangat ganas, bahkan menjadi lebih ganas setiap 2 minggunya. yang aku tau pasti adalah aku akan segera mati. maaf kalau aku terlalu egois, saat tau kanker ini ada dalam tubuhku aku malah memasukkan mu dalam hidupku. aku capek hidup sendiri dan hanya di temani buku-buku. sekali lagi maaf karena telah menyeret mu dalam hidup ku.

saat aku mulai nyaman dengan kedekatan kita, aku pun mulai jatuh cinta kepadamu. dan aku percaya kau pun begitu. tapi aku sadar sekuat apapun cinta kita, kita tidak akan pernah bisa bersatu. aku tidak ingin membuatmu semakin menderita nantinya saat ak telah tiada. makanya ku putuskan untuk pergi perlahan. agar kau terbiasa hidup tanpa ada aku di sekitarmu. aku mulai menjauhi mu dan saat penyakit ini semakin parah aku berhenti kuliah. aku harus di rawat intensif. berulang kali aku harus masuk ruang operasi untuk melakukan radioterapi. semua kulakukan karena di dalam lubuk hatiku yang terdalam masih menyimpan harapan bahwa suatu saat nanti kita akan bertemu dan saat itu aku bisa berkata bahwa aku baik-baik saja.

tapi takdir berkata lain, penyakit ku tambah parah. dan lima hari yang lalu dokter yang menanganiku menyerah begitu saja. akhirnya ku hentikan segala jenis pengobatan dan berpindah ke vila ini. sampai akhirnya aku memutuskan untuk menemuimu sekali lagi agar dapat melihat wajah mu sebelum kepergianku. sekali lagi maaf dengan keegoisanku.

begitulah penjelasanku. sungguh tidak ada sekalipun niatku untuk membuatmu menunggu kedatanganku.

yang ingin kukatakan, aku telah jatuh cinta padamu saat pertama kali kau menegurku. kini, lupakanlah aku. dan carilah cinta yang lebih baik dari ku.


menyayangimu dari jauh



Danu Angkasa Harianto"

entah apa yang harus aku lakukan selanjutnya.
yang jelas dia akan tetap hidup di hati kuselamanya..
pertanyaannya sekarang, selama apakah selamanya itu ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar