Jumat, 04 Mei 2012

cerita dalam analogi !

mari menganalogikan !

suatu hari seorang anak kecil berkenalan dengan seorang dewasa. si anak kecil yang pada dasarnya adalah anak yang pendiam dan tidak berani membuat hubungan pertemanan dengan siapapun, membuka diri untuk mulai mengenal si orang dewasa ini. seperti halnya anak kecil lainnya, si anak kecil sangat memimpikan untuk bisa menjadi dewasa secepat mungkin walau sebenarnya si anak kecil belum mengetahui apa arti dewasa itu sendiri.

karena menurut si anak kecil, si orang dewasa adalah  teman yang baik untuk menjadi dewasa, ia pun menerima pertemanan yang ditawarkan si orang dewasa. dan semuanya pun dimulai...

selayaknya perasaan mendapat teman baru, si anak kecil selalu ingin menghabiskan hari dengan si orang dewasa. dan secara kebetulan, si orang dewasa ini tau bagaimana caranya memperlakukan anak kecil yang ingin cepat dewasa. mereka akhirnya sering menghabiskan hari bersama. bermain di hari ini, dan belajar di keesokan harinya. semua dilakukan secara bergantian.

si anak kecil merasa seperti mendapatkan kehidupan baru. ia juga ingin menjadi dewasa lebih cepat lagi. tapi saat semuanya terasa benar, si orang dewasa ternyata mempunyai lingkungan baru. lingkungan yang dimana isinya adalah orang-orang sehasrat dengan dia. lingkungan yang dimana tidak bisa dimasuki oleh si anak kecil. waktu si orang dewasa pun mulai terbagi, antara si anak kecil dengan lingkungan barunya. bahkan untuk beberapa saat si orang dewasa melupakan kehadiran si anak kecil.

di lain pihak, si anak kecil mulai merasa kehilangan. kehilangan saat-saat bermain dan belajar bersama dengan si orang dewasa. seperti selayaknya anak kecil, ia mulai menuntut, merengek hingga menangis. tapi yang ada si orang dewasa malah diam tak bersuara. hingga suatu saat mereka bertemu, dan berbicara. si orang dewasa mengajarkan si anak kecil rasa pengertian, rasa percaya sebagai proses menjadi dewasa.

jangan ditanya, betapa sakitnya hati si anak kecil. anak kecil yang pada dasarnya egois, belum bisa menerima kenyataan harus mengerti tentang terbaginya perhatian si orang dewasa. kini si anak kecil benar-benar merindukan sosok si orang dewasa saat pertama kali berkenalan.

kini yang katanya si orang dewasa, si anak kecil berusaha untuk mengerti kondisi yang ada. tapi sayangnya, kondisi yang ada malah membuat si anak kecil semakin diam dan malu untuk bersuara. sisi baiknya, kini si anak kecil dan si orang dewasa telah kembali bermain dan belajar bersama walau tidak sesering kemarin. kebanyakan dari hari-hari, harus di relakan anak kecil untuk dihabiskan sendiri.

si anak kecil penasaran, dunia atau lingkungan seperti apa yang membuat perhatian si orang dewasa terbagi. si anak kecil pun berusaha mengikuti lingkungan si orang dewasa hanya sekedar mencari tau. si anak kecil memutuskan untuk mengikuti lingkungan si orang dewasa. yang pada akhirnya, kini sangat membantu si anak kecil untuk mengerti.

kini hubungan si anak kecil dengan si orang dewasa berjalan lebih toleran. bahkan cenderung tenang.

tapi yang tidak di ketahui oleh si orang dewasa, si anak kecil masih sangat merindukan saat-saat pertama mereka berkenalan. bahkan dalam setiap doa yang di panjatkan si anak kecil selalu berharap saat-saat dulu bisa terulang kembali.

**** 


dapatkah kalian mengerti analogi yang sangat sederhana ini ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar